Manajemen Rantai Pasok Studi Kasus Program Makan Bergizi Gratis

Description

Setiap produk yang kita gunakan atau konsumsi setiap hari, mulai dari secangkir kopi di pagi hari hingga gawai yang ada di genggaman kita, merupakan hasil akhir dari serangkaian proses yang panjang dan kompleks. Proses ini melibatkan berbagai pihak, lokasi, dan aktivitas yang saling terhubung dalam sebuah jaringan raksasa. Jaringan inilah yang dikenal sebagai rantai pasok. Rantai pasok mencakup semua entitas yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam memenuhi permintaan pelanggan. Ini termasuk petani, produsen bahan baku, pabrikan, perusahaan transportasi, gudang, distributor, pengecer, hingga konsumen akhir itu sendiri. Manajemen Rantai Pasok atau Supply Chain Management (SCM) muncul sebagai sebuah disiplin ilmu dan praktik bisnis yang bertujuan untuk mengelola jaringan kompleks ini secara efisien dan efektif. SCM bukan lagi sekadar tentang memindahkan barang dari satu titik ke titik lain. Ini adalah pendekatan strategis yang mengintegrasikan seluruh fungsi bisnis, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi, hingga distribusi produk jadi, untuk mengoptimalkan kinerja keseluruhan sistem. Tujuannya adalah untuk menghadirkan produk yang tepat, dalam jumlah yang tepat, di tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan biaya serendah mungkin, sambil tetap memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Bagi produk makanan yang mudah rusak, waktu adalah musuh. Setiap menit yang berlalu sejak produk dipanen atau diproduksi, kualitasnya secara bertahap menurun melalui proses biologis seperti respirasi, pematangan, dan aktivitas mikroba. Oleh karena itu, kecepatan pengiriman bukan lagi sekadar elemen layanan pelanggan, melainkan faktor penentu kelangsungan hidup produk. Tujuannya adalah untuk meminimalkan waktu transit total, yaitu jumlah waktu yang dihabiskan produk di sepanjang rantai distribusi, dari pintu pabrik hingga rak toko. Semakin singkat waktu transit, semakin lama sisa umur simpan (remaining shelf life) yang dapat dinikmati oleh konsumen, yang secara langsung meningkatkan nilai dan daya jual produk